"Wushu Sudah Jadi Milik Semua Anak Bangsa"
Mr Yu Zaiqing, President International Wushu Federation (IWUF), melakukan kunjungan untuk meninjau kelayakan venue Wushu Indonesia dalam rangka biding penunjukkan Indonesia sebagai calon tuan rumah World Wushu Championship 2015.
Ada tiga kegiatan yang dilakukan Presiden Organisasi Wushu Dunia itu selama berada di Indonesia. Pertama, menerima jamuan makan siang dari Menpora Andi Alfian Mallarangeng, kedua meninjau venue wushu yang berada di Komplek Istora Senayan, dan ketiga menghadiri jamuan makan malam yang diadakan Rita Subowo, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia.
Berikut dua tulisan hasil kunjungan mereka, yang dikonstruksi berdasarkan wawancara J Anto dengan Mr. Yu Zaiqing dan Rita Subowo.
Ehh mana Pak Supandi?," ujar pria berkumis tebal yang siang itu mengenakan baju batik dan pentalon hitam. Senyum ramah mengembang di kedua sudut bibirnya. Saat mengetahui, bahwa Supandi Kusuma yang dicari ternyata sudah berdiri sejajar dengannya berselang dua orang di sampingnya, pria itu kemudian segera menghadap ke arah sejumlah fotografer yang sudah bersiap-siap menjepretkan tombol kamera mereka.
Potongan adegan itu terjadi saat Andi Alfian Mallarangeng, Menteri Pemuda dan Olahraga, pria berkumis lebat itu baru saja usai menjamu makan siang Mr Yu Zaiqing, President International Wushu Federation (IWUF) ditemani Master Supandi Kusuma, Ketua Umum PB Wushu Indonesia (PBWI), IGK Manila, dan sejumlah pengurus PB WI lain seperti Ngatino (Sekum), Iwan Kwok (Wakil Sekum), dan Chairul Azmi (Ketua Bidang Pengembangan Organisasi). President IWUF itu sendiri membawa Mrs. Zhang Yui Ping, (Ketua Bidang Luar Negeri IWUF), dan Mr. Chen Chong sekretaris pribadi, sedangkan Menpora didampingi Staf khusus Faisal Abdulla dan Ivana Lie serta Asdep Prestasi Olahraga Joko Sulis.
Wushu Telah Menjadi Milik Semua Anak Bangsa
Sembari menyantap sashimi, hidangan ala Jepang, tempura serta steak daging wagyu yang terkenal empuk itu, siang itu Menpora Andi Mallarangeng terlibat pembicaraan akrab dan hangat dengan tamunya Mr Yu Zaiqing dan rombongan di Miyama Restoran Hotel Borobudur Jakarta. Kepada Mr Yu Zaiqing, Menpora menjelaskan perkembangan terkini olahraga wushu di Indonesia, dan kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Wushu tahun 2015.
"Wushu di Indonesia sudah sangat berkembang di Indonesia. Saat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional di negara kami September lalu, hampir seluruh provinsi mengirimkan atlet wushu mereka," ujar Menpora dengan gaya khasnya yang tak pernah lepas menebar senyum ramah itu.
"Yang juga buat kami bangga, atlet wushu yang berprestasi sekarang banyak yang berasal dari kalangan non keturunan Tionghoa. Jadi olahraga wushu di Indonesia sudah menjadi milik semua anak bangsa,"tambah Menporalagi. Semua itu menurut Menpora Andi Mallarangeng, tidak terlepas dari kepemimpinan Master Supandi Kusuma dalam mengemudikan "kapal besar" PB WI. Dipuji seperti itu oleh Menpora Andi Mallarangeng, Master Supandi Kusuma hanya tersenyum simpul.
"Jadi, bicara prestasi atlet wushu di negara kami, saat ini memang melulu hanya bicara soal siapa atlet yang berprestasi. Bukan bicara soal etnis atau suku seperti sering disalahpahami sebagian orang selama ini,"kata Menpora lagi.
Pada kesempatan terpisah, saat dimintai komentarnya, Master Supandi Kusuma, yang juga Ketua Umum PB WI menyatakan sependapat dengan Menpora.
"Di Wushu kita memang hanya bicara prestasi, tanpa mempedulikan latarbelakang suku, etnis atau agama atlet,"ujarnya. Ia memberi contoh atlet wushu yang bergabung di Padepokan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia yang dipimpinnya, yang mempunyai banyak atlet berprestasi dari berbagai latar belakang suku.
Supandi Kusuma, tak menampik bahwa memang masih lebih banyak anak muda dari keturunan Tionghoa yang menekuni wushu dibandingkan anak-anak muda non Tionghoa..
"Walau atlet yang non Tionghoa masih sedikit, namun soal prestasi, mereka tak kalah bagusnya," tambah Supandi Kusuma lagi. Ia juga sangat yakin di masa-masa mendatang, akan lebih banyak lagi atlet-atlet wushu berprestasi dari kalangan non Tionghoa. Karena itu jika ada pemahaman seolah olahraga wushu hanya milik satu suku atau etnis saja, menurut Supandi Kusuma, jelas hal itu adalah pandangan yang keliru.
"Mungkin ada pihak-pihak yang sengaja mempolitisir, karena mereka takmenginginkan olahraga wushu di Indonesia berkembang dan meraih banyak prestasi,"ujar Iwan Kwok Wakil Sekum PB WI yang dimintai pendapatnya pada kesempatan berbeda.
Wushu Indonesia Berkembang Pesat
Pada bagian lain perbincangannya, kepada tamunya, Menpora juga menyampaikan perkembangan prestasi atlet-atlet wushu Indonesia yang semakin baik dan terus menerus mengalami peningkatan prestasi yang signifikan.
"Pada SEA Games tahun lalu, tim wushu Indonesia juara umum dengan meraih 8 emas, dan pada Asian Games meraih perak."
Menpora berharap IWUF terus dapat memberikan bimbingan teknis baik untuk atlet maupun pelatih agar wushu di Indonesia semakin maju. Menporajuga mendukung sepenuhnya Indonesia menjadi tuan rumah Kejuaraan dunia Wushu senior tahun 2015.
"Pemerintah Indonesia mendukung penuh,"katanya.
Mendengar paparan Menpora Andi Mallarangeng, Mr. Yu Zaiqing tak dapatmenyembunyikan kegembiraannya. Secara jujur ia menyatakan kekagumannya mengingat usia olah raga wushu di Indonesia relative masih muda, berkisar 20-an tahun, namun sudah unggul dalam hal prestasi.
"Tentu kemajuan ini tentu juga atas upaya dan dukungan pemerintah Indonesia," katanya.
Secara terpisah, Mr. Yu Zaiqing sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Master Supandi Kusuma dalam memajukan wushu di Indonesia. Ia memuji inisiatif dan upaya Supandi Kusuma mendatangkan para pelatih wushu dari negaranya untuk meningkatkan kemampuan teknis atlet Indonesia. Termasuk kegiatan mengirim atlet Indonesia mengikuti program latihan di China
Mr. Yu juga mengapresiasi kiprah Master Supandi Kusuma saat penyelenggaraan Kejuaraan Wushu Junior Dunia di Bali 2008. Atas jasanya,IWUF pada tahun 2010 memberikan penghargaan kepada Master Supandi Kusuma.
Dalam kesempatan terpisah, menanggapi komentar Mr. Yu Zaiqing ini, Supandi Kusuma dengan nada merendah mengatakan bahwa sukses penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Wushu Junior 2008 yang diikuti atlet-atlet dari 46 negara, lebih karena kerja keras dan kerjasama seluruh panitia penyelenggara. Ibarat seorang dirjen yang memimpin musik orkestra, ia mengaku tinggal melakukan fungsi koordinasi dan supervisi, karena semua orang sudah tahu apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab masing-masing!
Wushu Telah Menjadi Milik Semua Anak Bangsa
Sembari menyantap sashimi, hidangan ala Jepang, tempura serta steak daging wagyu yang terkenal empuk itu, siang itu Menpora Andi Mallarangeng terlibat pembicaraan akrab dan hangat dengan tamunya Mr Yu Zaiqing dan rombongan di Miyama Restoran Hotel Borobudur Jakarta. Kepada Mr Yu Zaiqing, Menpora menjelaskan perkembangan terkini olahraga wushu di Indonesia, dan kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Wushu tahun 2015.
"Wushu di Indonesia sudah sangat berkembang di Indonesia. Saat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional di negara kami September lalu, hampir seluruh provinsi mengirimkan atlet wushu mereka," ujar Menpora dengan gaya khasnya yang tak pernah lepas menebar senyum ramah itu.
"Yang juga buat kami bangga, atlet wushu yang berprestasi sekarang banyak yang berasal dari kalangan non keturunan Tionghoa. Jadi olahraga wushu di Indonesia sudah menjadi milik semua anak bangsa,"tambah Menporalagi. Semua itu menurut Menpora Andi Mallarangeng, tidak terlepas dari kepemimpinan Master Supandi Kusuma dalam mengemudikan "kapal besar" PB WI. Dipuji seperti itu oleh Menpora Andi Mallarangeng, Master Supandi Kusuma hanya tersenyum simpul.
"Jadi, bicara prestasi atlet wushu di negara kami, saat ini memang melulu hanya bicara soal siapa atlet yang berprestasi. Bukan bicara soal etnis atau suku seperti sering disalahpahami sebagian orang selama ini,"kata Menpora lagi.
Pada kesempatan terpisah, saat dimintai komentarnya, Master Supandi Kusuma, yang juga Ketua Umum PB WI menyatakan sependapat dengan Menpora.
"Di Wushu kita memang hanya bicara prestasi, tanpa mempedulikan latarbelakang suku, etnis atau agama atlet,"ujarnya. Ia memberi contoh atlet wushu yang bergabung di Padepokan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia yang dipimpinnya, yang mempunyai banyak atlet berprestasi dari berbagai latar belakang suku.
Supandi Kusuma, tak menampik bahwa memang masih lebih banyak anak muda dari keturunan Tionghoa yang menekuni wushu dibandingkan anak-anak muda non Tionghoa..
"Walau atlet yang non Tionghoa masih sedikit, namun soal prestasi, mereka tak kalah bagusnya," tambah Supandi Kusuma lagi. Ia juga sangat yakin di masa-masa mendatang, akan lebih banyak lagi atlet-atlet wushu berprestasi dari kalangan non Tionghoa. Karena itu jika ada pemahaman seolah olahraga wushu hanya milik satu suku atau etnis saja, menurut Supandi Kusuma, jelas hal itu adalah pandangan yang keliru.
"Mungkin ada pihak-pihak yang sengaja mempolitisir, karena mereka takmenginginkan olahraga wushu di Indonesia berkembang dan meraih banyak prestasi,"ujar Iwan Kwok Wakil Sekum PB WI yang dimintai pendapatnya pada kesempatan berbeda.
Wushu Indonesia Berkembang Pesat
Pada bagian lain perbincangannya, kepada tamunya, Menpora juga menyampaikan perkembangan prestasi atlet-atlet wushu Indonesia yang semakin baik dan terus menerus mengalami peningkatan prestasi yang signifikan.
"Pada SEA Games tahun lalu, tim wushu Indonesia juara umum dengan meraih 8 emas, dan pada Asian Games meraih perak."
Menpora berharap IWUF terus dapat memberikan bimbingan teknis baik untuk atlet maupun pelatih agar wushu di Indonesia semakin maju. Menporajuga mendukung sepenuhnya Indonesia menjadi tuan rumah Kejuaraan dunia Wushu senior tahun 2015.
"Pemerintah Indonesia mendukung penuh,"katanya.
Mendengar paparan Menpora Andi Mallarangeng, Mr. Yu Zaiqing tak dapatmenyembunyikan kegembiraannya. Secara jujur ia menyatakan kekagumannya mengingat usia olah raga wushu di Indonesia relative masih muda, berkisar 20-an tahun, namun sudah unggul dalam hal prestasi.
"Tentu kemajuan ini tentu juga atas upaya dan dukungan pemerintah Indonesia," katanya.
Secara terpisah, Mr. Yu Zaiqing sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Master Supandi Kusuma dalam memajukan wushu di Indonesia. Ia memuji inisiatif dan upaya Supandi Kusuma mendatangkan para pelatih wushu dari negaranya untuk meningkatkan kemampuan teknis atlet Indonesia. Termasuk kegiatan mengirim atlet Indonesia mengikuti program latihan di China
Mr. Yu juga mengapresiasi kiprah Master Supandi Kusuma saat penyelenggaraan Kejuaraan Wushu Junior Dunia di Bali 2008. Atas jasanya,IWUF pada tahun 2010 memberikan penghargaan kepada Master Supandi Kusuma.
Dalam kesempatan terpisah, menanggapi komentar Mr. Yu Zaiqing ini, Supandi Kusuma dengan nada merendah mengatakan bahwa sukses penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Wushu Junior 2008 yang diikuti atlet-atlet dari 46 negara, lebih karena kerja keras dan kerjasama seluruh panitia penyelenggara. Ibarat seorang dirjen yang memimpin musik orkestra, ia mengaku tinggal melakukan fungsi koordinasi dan supervisi, karena semua orang sudah tahu apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab masing-masing!
Social Plugin