Wushu, bertanding dengan hati
Olahraga ini tak hanya menguji fisik semata. Ketepatan gerakan juga harus diselaraskan dengan ketenangan pikiran.
LOMBA sesi pertama berlangsung lancar. Gerakan demi gerakan sambil menggenggam sebilah pedang berhasil ia bawakan dengan mulus. Namun, tidak demikian halnya dengan sesi kedua. Pendaratan seusai lompatan yang kurang pas membuat Lindswell harus merelakan poinnya berkurang. Harapan menyumbangkan medali emas bagi Indonesia dari nomor wushu pun tertunda.
Pengalaman di Asian Games tahun 2010 menjadi cerita tak terlupakan bagi atlet wushu asal Medan itu. “Kegagalan masa lalu merupakan pecutan paling ampuh untuk meraih kesuksesan,” ujarnya tegas. Dengan optimisme dan doa, Lindswell yakin bisa memberikan penampilan terbaik untuk SEA Games tahun ini.
Dari mana kamu kenal wushu?
Waktu kelas 3 SD, aku sudah sering ikut kakak latihan wushu. Lama-lama aku masuk kelas junior, setiap hari Minggu. Pertama-tama takut karena di sana sangat disiplin. Kalau telat, dihukum. Tapi begitu lihat latihan senior dan kakakku, kelihatannya keren sekali, seperti yang aku lihat di TV. Sejak itu, aku mulai tertarik dan berkunjung ke sana hampir setiap hari, sampai diajak masuk tim inti. Waktu di tim inti, sering diiming-imingi pelatih, ‘Tahun 2008 ada olympic, kalau masuk, kamu bisa tanding di sana.’ Dari sana jadi semakin semangat. Pada 2006, aku ikut kejuaraan dunia kelas junior yang pertama.
Apa sih keseruan wushu?
Jurus di wushu itu enggak pernah habis. Sampai level apa pun, selalu ada hal baru yang bisa dikembangkan di wushu. Itu yang bikin seru. Selain itu, wushu juga penuh dengan filosofi.
Maksudnya pengembangan?
Wushu ini kan jurus. Sekalipun gerakan bebas, tetap ada standarnya. Kalau dalam 1 tahun pertandingan, jurus yang dibawakan itu-itu saja, pasti akan bosan. Karena itu, harus selalu ada kemajuan. Jurus yang menonjolkan karakter kita. Di wushu, kita juga diajari untuk selalu belajar. Sebagus apa pun kita, tetap ada yang lebih bagus.
Kalau filosofi?
Salah satunya filosofi yang sering ditanamkan adalah etika. Di wushu, etika saat bergaul, menghadapi pelatih, dan menjalani kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Tanpa itu, kita tidak bisa jadi pewushu yang baik. Filosofi lain, ya tentang cara kita berkehidupan. Misalnya, harus bisa membawa diri dan saling menghargai. Dari sana, kita baru bisa berkembang. Selain itu, kita juga harus terbuka supaya bisa masuk di lingkungan mana pun, serta bisa lebih maju. Dalam pertandingan wushu, kita harus percaya diri agar bisa menunjukkan kemampuan terbaik yang dimiliki.
Apa tantangan terbesar menjadi atlet?
Naik turunnya prestasi. Terkadang kita merasa kok selalu di-judge saat down. Tapi, untungnya ada pelatih pembina dan teman-teman yang selalu memberikan masukan positif. Sewaktu turun, artinya kita punya kesempatan untuk naik lebih tinggi lagi. Kedua, fisik. Kadang capek juga latihan fisik. Tapi kalau mikirin waktu gagal, jadi terpacu untuk semangat lagi.
Bagaimana perasaan kamu diproyeksikan meraih emas di SEA Games 2011?
Belajar dari pengalaman tahun lalu, aku mencoba untuk jangan terlalu tegang dan terbebani. Seusai kekalahan di Asian Games lalu, aku sempat down hampir satu bulan. Tapi, untungnya terus diberi dukungan oleh pelatih, kakak, dan teman-teman. Jadi sekarang dibawa enjoy aja.
Harapan kamu untuk wushu?
Pengennya wushu bisa lebih maju. Mudah-mudahan dengan aku dan teman-teman yang menjadi juara bisa menjadi pemicu sehingga wushu makin berkembang di Indonesia, enggak hanya di kita-kita aja. Jadi, wushu akan bisa lebih diminati lagi. Di kotaku, Medan, peminatnya sudah mulai banyak, malah bisa dibilang ramai. Rasanya senang melihat wushu bisa terkenal.
Ngomong-ngomong, wushu berguna untuk berantem juga dong ya?
Bisa. Tujuan setiap gerakan pasti akan dikasih tahu pelatihnya. Misalnya, gerakan ini buat narik tangan orang, jadi kuda-kudanya harus gimana. Makanya, asyik. Hehe. (M-6)
Nama : Lindswell Kwok
Tempat, tanggal lahir : Binjai, 24 September 1991
Sekolah : Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara
Olahraga ini tak hanya menguji fisik semata. Ketepatan gerakan juga harus diselaraskan dengan ketenangan pikiran.
LOMBA sesi pertama berlangsung lancar. Gerakan demi gerakan sambil menggenggam sebilah pedang berhasil ia bawakan dengan mulus. Namun, tidak demikian halnya dengan sesi kedua. Pendaratan seusai lompatan yang kurang pas membuat Lindswell harus merelakan poinnya berkurang. Harapan menyumbangkan medali emas bagi Indonesia dari nomor wushu pun tertunda.
Pengalaman di Asian Games tahun 2010 menjadi cerita tak terlupakan bagi atlet wushu asal Medan itu. “Kegagalan masa lalu merupakan pecutan paling ampuh untuk meraih kesuksesan,” ujarnya tegas. Dengan optimisme dan doa, Lindswell yakin bisa memberikan penampilan terbaik untuk SEA Games tahun ini.
Dari mana kamu kenal wushu?
Waktu kelas 3 SD, aku sudah sering ikut kakak latihan wushu. Lama-lama aku masuk kelas junior, setiap hari Minggu. Pertama-tama takut karena di sana sangat disiplin. Kalau telat, dihukum. Tapi begitu lihat latihan senior dan kakakku, kelihatannya keren sekali, seperti yang aku lihat di TV. Sejak itu, aku mulai tertarik dan berkunjung ke sana hampir setiap hari, sampai diajak masuk tim inti. Waktu di tim inti, sering diiming-imingi pelatih, ‘Tahun 2008 ada olympic, kalau masuk, kamu bisa tanding di sana.’ Dari sana jadi semakin semangat. Pada 2006, aku ikut kejuaraan dunia kelas junior yang pertama.
Apa sih keseruan wushu?
Jurus di wushu itu enggak pernah habis. Sampai level apa pun, selalu ada hal baru yang bisa dikembangkan di wushu. Itu yang bikin seru. Selain itu, wushu juga penuh dengan filosofi.
Maksudnya pengembangan?
Wushu ini kan jurus. Sekalipun gerakan bebas, tetap ada standarnya. Kalau dalam 1 tahun pertandingan, jurus yang dibawakan itu-itu saja, pasti akan bosan. Karena itu, harus selalu ada kemajuan. Jurus yang menonjolkan karakter kita. Di wushu, kita juga diajari untuk selalu belajar. Sebagus apa pun kita, tetap ada yang lebih bagus.
Kalau filosofi?
Salah satunya filosofi yang sering ditanamkan adalah etika. Di wushu, etika saat bergaul, menghadapi pelatih, dan menjalani kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Tanpa itu, kita tidak bisa jadi pewushu yang baik. Filosofi lain, ya tentang cara kita berkehidupan. Misalnya, harus bisa membawa diri dan saling menghargai. Dari sana, kita baru bisa berkembang. Selain itu, kita juga harus terbuka supaya bisa masuk di lingkungan mana pun, serta bisa lebih maju. Dalam pertandingan wushu, kita harus percaya diri agar bisa menunjukkan kemampuan terbaik yang dimiliki.
Apa tantangan terbesar menjadi atlet?
Naik turunnya prestasi. Terkadang kita merasa kok selalu di-judge saat down. Tapi, untungnya ada pelatih pembina dan teman-teman yang selalu memberikan masukan positif. Sewaktu turun, artinya kita punya kesempatan untuk naik lebih tinggi lagi. Kedua, fisik. Kadang capek juga latihan fisik. Tapi kalau mikirin waktu gagal, jadi terpacu untuk semangat lagi.
Bagaimana perasaan kamu diproyeksikan meraih emas di SEA Games 2011?
Belajar dari pengalaman tahun lalu, aku mencoba untuk jangan terlalu tegang dan terbebani. Seusai kekalahan di Asian Games lalu, aku sempat down hampir satu bulan. Tapi, untungnya terus diberi dukungan oleh pelatih, kakak, dan teman-teman. Jadi sekarang dibawa enjoy aja.
Harapan kamu untuk wushu?
Pengennya wushu bisa lebih maju. Mudah-mudahan dengan aku dan teman-teman yang menjadi juara bisa menjadi pemicu sehingga wushu makin berkembang di Indonesia, enggak hanya di kita-kita aja. Jadi, wushu akan bisa lebih diminati lagi. Di kotaku, Medan, peminatnya sudah mulai banyak, malah bisa dibilang ramai. Rasanya senang melihat wushu bisa terkenal.
Ngomong-ngomong, wushu berguna untuk berantem juga dong ya?
Bisa. Tujuan setiap gerakan pasti akan dikasih tahu pelatihnya. Misalnya, gerakan ini buat narik tangan orang, jadi kuda-kudanya harus gimana. Makanya, asyik. Hehe. (M-6)
Nama : Lindswell Kwok
Tempat, tanggal lahir : Binjai, 24 September 1991
Sekolah : Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara
Prestasi :
- Kejuaraan Dunia Wushu Junior Malaysia, 2006 (1 perunggu)
- Kejuaraan Dunia Wushu Junior II Bali, 2008 (1 emas, 1 perak)
- Kejuaraan Asia Wushu Junior, 2009 (1 emas, 1 perak)
- SEA Games XXV Tahun Viantine, 2009 (1 perak)
- Sport Accord Combat Games Beijing, China, 2010 (1 emas)
- Kejuaraan Dunia XI Ankara, Turki, 2011 (1 perak, 1 perunggu)
- Kejuaraan Dunia Wushu Junior Malaysia, 2006 (1 perunggu)
- Kejuaraan Dunia Wushu Junior II Bali, 2008 (1 emas, 1 perak)
- Kejuaraan Asia Wushu Junior, 2009 (1 emas, 1 perak)
- SEA Games XXV Tahun Viantine, 2009 (1 perak)
- Sport Accord Combat Games Beijing, China, 2010 (1 emas)
- Kejuaraan Dunia XI Ankara, Turki, 2011 (1 perak, 1 perunggu)
(sumber : http://www.mediaindonesia.com/move/?p=2022)
Social Plugin