Bela diri Indonesia menjadi pihak yang paling dirugikan menjelang SEA Games XXVIII/2015. Dua jenis bela diri yang menjadi lumbung medali, yaitu karate dan kempo, absen dipertandingkan di Singapura. Namun, Indonesia masih punya asa. Masih ada wushu yang diprediksi bisa mendulang prestasi tinggi di Negeri Singa.
Ya, cabor-cabor bela diri bisa menjadi salah satu opsi untuk menyumbang pundi-pundi emas nanti. Tanpa karate dan kempo, Indonesia masih punya wushu. Ada asa yang masih bisa digali mengingat pada Asian Games 2014, cabor wushu sanggup mendonasikan satu emas, satu perak, serta satu perunggu. Itu artinya, potensi cabor bela diri untuk bersinar pada SEA Games Singapura 2015 masih terbuka lebar.
’’Berdasar evaluasi kami setelah Asian Games, justru peluang-peluang emas itu juga ada di nomornomor bela diri,’’ ungkap Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Satlak Prima Johansyah.
Memang, target yang dipancang agak berat. Berdasar rapat dengan cabor-cabor PB bela diri beberapa waktu lalu, total target medali emas yang dipancang mencapai sekitar 15 medali emas. Tapi wushu tak sendirian,masih ada pencak silat, taekwondo, judo, tinju dan anggar yang juga diproyeksikan bisa mendulang emas.
Saat ini, Satlak Prima masih melakukan revisi soal sanggup tidaknya target 15 medali emas tersebut diraih. ’’Faktor undian lawan juga memengaruhi. Kami tidak mau terpancing dengan PB yang menargetkan emas. Kenyataannya, medali itu tidak dapat. Karena itu, pada Maret nanti, kami melakukan evaluasi lagi dan tes untuk memetakannya,’’ ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PB Wushu Indonesia (PB WI) Ngatino menyatakan bahwa target cabornya pada 2014 memuaskan. Satu emas, satu perak, dan satu perunggu dalam ajang Asian Games XVII/2014 Incheon cukup membanggakan.
’’Meski ada juga yang berpandangan bahwa yang dapat emas bukan dari yang diharapkan. Tapi, apa pun itu, yang penting di level Asia kita bisa berbicara,’’ kata Ngatino.
Untuk beban medali, PB WI melihat peluang terbesar di kategori taolu (jurus), bukan sanda (tarung). Mengenai proyeksi jangka panjang, Ngatino menjelaskan bahwa dua atlet andalannya, Juwita Nizak Wasni dan Lindswell Kwok, masih dipertahankan sampai Asian Games XVIII/2018 di Jakarta dan Palembang mendatang.
Apalagi Nizak baru berusia 19 tahun dan Lindswell berumur 23 tahun. Hal lain yang menggembirakan adalah geliat sanda di Indonesia dalam dua tahun belakangan yang cukup bagus.
Dalam beberapa kejuaraan nasional, jumlah pesertanya membeludak. Menurut Ngatino, sanda bisa menjadi andalan selain taolu.
’’Peta persaingan untuk Asia Tenggara masih Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Filipina. Di luar keempat negara itu, kita masih unggul untuk kategori taolu,’’ papar Ngatino.
sumber :http://www.indopos.co.id/2015/01/meneropong-kans-wushu-di-sea-games-2015.html#sthash.sHE6DMXT.dpuf
Social Plugin